Pak Wayan Pande asal Desa Sulang, Klungkung memulai usaha kerajinan gamelan sejak tahun 2010 dengan kegiatan produksi yang fokus pada alat musik tradisional Bali seperti gamelan, rindik, suling, gangse, dan pindekan. Pak Wayan memulai usahanya sebagai perintis di bidang ini, beliau mengerjakan seluruh produksi dengan keluarga kecilnya. Proses pembuatan satu set rindik bisa memakan waktu minimal satu minggu sendiri, bahkan bisa mencapai sepuluh hari apabila kualitas rindik yang dibuat eksklusif. Dalam menjalankan usaha ini, Pak Wayan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari daerah Besakih, daerah yang dikenal sebagai sumber bahan berkualitas untuk alat musik tradisional Bali. Untuk membantu proses promosi, beliau memanfaatkan teknologi seperti sosial media.
Harga yang ditawarkan untuk teman-teman atau pembeli yang ingin memiliki alat musik tersebut berkisar antara 600 ribu hingga 800 ribu rupiah. Namun, beliau menghadapi kesulitan terutama dalam menunggu pembeli yang datang melalui jalur online, sehingga pemasaran menjadi tantangan tersendiri bagi usaha kecil yang dirintisnya. Dengan ketekunan dan dedikasi yang tinggi, usaha Pak Wayan Pande tetap bertahan sebagai bentuk pelestarian budaya musik tradisional Bali, sekaligus menjadi inspirasi bagi para perajin lain yang ingin mengembangkan usaha serupa.